"MODEL KONSEPTUAL PRAKTEK KEPERAWATAN KELUARGA "



MAKALAH
  "MODEL KONSEPTUAL PRAKTEK KEPERAWATAN KELUARGA"





 


                                                                                                                                            




                                                oleh:
DEFIANDI SELAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NUSANTARA KUPANG
PROGRAM STUDI S1-KEPERAWATAN
2017


KATA PENGANTAR


Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada waktunya. Banyak rintangan dan hambatan yang kami hadapi dalam penyusunan makalah ini. Namun berkat bantuan serta dukungan dari teman-teman dan juga dosen pembimbing,  kami bisa menyelesaikan makalah ini.
Dengan adanya makalah ini di harapkan dapat membantu dalam proses pembelajaran dan dapat menambah pengetahuan para pembaca. Penulis juga tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan dan doa.
Tidak lupa pula kami mengharap kritik dan saran untuk memperbaiki makalah kami ini, di karenakan banyak kekurangan dalam mengerjakan makalah ini.



Penyusun



                                                                 








DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL                                                                                                 i
KATA PENGANTAR                                                                                               ii         
DAFTAR ISI                                                                                                              iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang                                                                                               1
1.2  Rumusan Masalah                                                                                          2
1.3  Tujuan Masalah                                                                                              2
BAB II. PEMBAHASAN
1.1     Pengertian Teori dan Teori Keperawatan                                                    3
1.2     Karakteristik Teori                                                                                        3
1.3     Model-model Konseptual Keperawatan                                                       4
BAB III. PENUTUP
3.1     Kesimpulan                                                                                                   15
3.2     Saran                                                                                                             15














BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat diorganisir menjadi simbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan. Teori ini sendiri merupakan sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa, atau kejadian yang didasari oleh fakta - fakta yang telah diobservasi, tetapi kurang absolut ( kurang adanya bukti ) secara langsung.
Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep dalam keperawatan, sehingga model keperawatan tersebut mengandung arti aplikasi dari struktur keperawatan itu sendiri yang memungkinkan perawat untuk mengaplikasikan ilmu yang pernah didapat di tempat mereka bekerja dalam batas kewenangan sebagai seorang perawat. Model konsep keperawatan ini digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan yang akan diterapkan sesuai kondisi dan situasi tempat perawat tersebut bekerja. Mengingat dalam model praktek keperawatan mengandung komponen dasar seperti; adanya keyakinan dan nilai yang mendasari sebuah model, adanya tujuan praktek yang ingin dicapai dalam memberikan pelayanan ataupun asuhan keperawatan terhadap kebutuhan semua pasien.
Keperawatan sebagai pelayanan profesional, dalam aplikasinya harus dilandasi oleh dasar keilmuan keperawatan yang kokoh. Dengan demikian perawat harus mampu berfikir logis, dan kritis dalam menelaah dan mengidentifikasi fenomena respon manusia. Banyak bentuk-bentuk pengetahuan dan ketrampilan berfikir kritis harus dilakukan pada setiap situasi klien, antara lain degan menggunakan model-model keperawatan dalam proses keperawatan. Dan tiap model dapat digunakan dalam praktek keperawatan sesuai dengan kebutuhan.
Pemilihan model keperawatan yang tepat dengan situasi klien yang spesifik, memerlukan pengetahuan yang mendalam tentang variable-variable utama yang mempengaruhi situasi klien. Langkah-langkah yang harus dilakukan perawat dalam memilih model keperawatan yang tepat untuk kasus spesifik adalah sebagai berikut :
2.    Mengumpulkan informasi awal tentang fokus kesehatan klien, umur, pola hidup dan aktivitas sehari-hari untuk mengidentifikasi dan memahami keunikan pasien.
3.    Mempertimbangkan model keperawatan yang tepat dengan menganalisa asumsi yang melandasi, definisi konsep dan hubungan antar konsep.


1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimasud dengan teori dan teori keperawatan itu ?
2.      Apa saja karakteristik teori itu ?
3.      Apa saja model model konseptual keperawatan

1.3  Tujuan Masalah
1.      Mengetahui apa teori itu dan karakteristik itu !
2.      Mengetahui apa saja model-model konseptual keperawatan itu !























BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Teori Dan Teori Keperawatan
Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep, atau definisi yang memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-gejala atau fenomena-fenomena dengan menentukan hubungan spesifik antara konsep-konsep tersebut dengan maksud untuk menguraikan, menerangkan, meramalkan dan atau mengendalikan suatu fenomena. Teori dapat diuji, diubah atau digunakan sebagai suatu pedoman dalam penelitian.
Teori keperawatan didefinisikan oleh Steven (1984) sebagai usaha untuk menguraikan dan menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan. Teori keperawatan berperan dalam membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lain dan bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan, memperkirakan dan mengontrol hasil asuhan atau pelayanan keperawatan yang dilakukan. Teori keperawatan menurut Barnum 1990 merupakan usaha-usaha untuk menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai keperawatan. 
Menurut Newman (1979), ada tiga cara pendekatan dalam pengembangan dan pembentukan teori keperawatan, yaitu meminjam teori-teori dari disiplin ilmu lain yang relevan dengan tujuan untuk mengintegrasikan teori-teori ini kedalam ilmu keperawatan, menganalisa situasi praktik keperawatan dalam rangka mencari konsep yang berkaitan dengan praktik keperawatan serta menciptakan suatu kerangka konsep yang memungkinkan pengembangan teori keperawatan. Tujuan pengembangan teori keperawatan adalah menumbuh kembangkan pengetahuan yang di harapkan dapat membantu dan mengembangkan praktek keperawatan dan pendidikan keperawatan.

2.2. Karakteristik Teori
Menurut Torres ( 1985 ) dan Chinn-Jacob ( 1983 ) ada lima karakteristik dasar teori dan konsep keperawatan, yaitu:
a.    Teori keperawatan mengidentifikasi dan didefinisikan sebagai hubungan yang spesifik dari konsep keperawatan seperti hubungan antara konsep manusia, konsep sehat-sakit, keperawatan dan konsep lingkungan.
b.    Teori keperawatan harus bersifat alamiah. Artinya, teori keperawatan digunakan dengan alasan atau rasional yang jelas dan dikembangkan dengan menggunakan cara berpikir yang logis.
c.   Teori keperawatan bersifat sederhana dan umum. Artinya, teori keperawatan dapat digunakan pada masalah yang sederhana maupun masalah kesehatan  yang kompleks sesuai dengan situasi praktek keperawatan.
d.   Teori keperawatan berperan dalam memperkaya body of knowledge keperawatan yang dilakukan melalui penelitian.
e.   Teori keperawatan menjadi pedoman dan berperan dalam memperbaiki kualitas praktek keperawatan

 2.3. Model – Model Konseptual Keperawatan
A.      Self Care (Orem)
Menurut Orem, asuhan keperawatan dilakukan dengan keyakinan bahwa setiap orang mempunyai kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga membantu individu dalam memenuhi kebutuhan hidup, memelihara kesehatan, dan mencapai kesejahteraan. Teori orem dikenal sebagai self-care deficit theory. Orem melabeli teorinya sebagai teori umum yang terdiri atas tiga teori terkait, yaitu teori self care, teori self care deficit, dan teori nursing system.
a.    Teori self care
Self care (perawatn diri) merupakan kontribusi berkelanjutan orang dewas bagi eksistensinya, dan kesejahteraan. Self care ini menggambarkan dan menjelaskan manfaat perawatan diri guna mempertahankan hidup, kesehatan, dan kesejahteraanya. Kebutuhan perawatan diri, menurut orem, meliputi pemeliharaan udara, air/cairan, makanan, proses eliminasi normal, keseimbangan antara aktivitas dan istirahat. Keseimbangan antara solitud dan interaksi social, pencegahan bahaya bagi kehidupan, fungsi, dan kesejahteraan manusia, serta upaya meningkatkan fungsi dan perkembangan individu.
Kemampuan individu untuk melakukan perawatan diri (self care agency) merupakan kekuatan atau kemepuan individu yang berhubungan dengan perkiraan dan esensial produksi untuk perawatn diri. Self care agency dipengaruhi oleh usia, status perkembangan, pengalaman hidup, orientasi social-budaya, kesehatan dan sumber daya yang tersedia.
Di dalam teori self care disebutkan pula mengenai therapeutic self care demand, yaitu totalitas aktivitas keperawatan diri yang dilakukan untuk jangka waktu tertentu guna memenuhi kebutuhan perawatan diri dengan menggunakan metode perawatan yang valid. Perawatan diri memilki beberapa prinsip yaitu : perawatan diri dilakukan secara holistic, mencakup delapan komponen kebutuhan perawatan diri di atas, perawatan diri dilakukan sesuai dengan tahap tumbuh kembang manusi, dan perawatan diri dilakukan karena adanya masalah kesehatan atau penyakit dengan tujuan mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan.
b.    Teori self care deficit
Teori self care deficit merupakan inti dari General Theory of Nursing yang menggambarkan dan menjelaskan mengapa manusia dapat dibantu melalui ilmu keperawatan serta kapan keperawatan di perlukan. Deficit keperawatan diri ini terjadi ketika seseorang tidak dapat memelihara diri mereka sendiri.
Bantuan yang diberikan perawat dapat dilakukan melalui beberapa metode. Ada lima metode bantuan meuerut orem yaitu :
      Bertindak atau melakukan suatu tindakan untuk orang lain (klien)
      Membimbing
      Memberikan dukungan fisik maupun psikis
     Menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan perkembangan personal dalam memenuhi kebutuhan saat ini dan yang akan dating
      Terakhir mengajarkan
Oleh karena itu, untuk dapat memberi bantuan perawatan, diperlukan sebuah nursing agency. Nursing agency merupakan kemampuan khusus yang dimilki perawat dalam memberikan perawatan kepada klien.
Menurut Orem, cara kerja atau aktivitas perawat dalam menjalankan praktik keperawatan mencakup empat area yaitu :
    Membina dan memelihara hubungan terapeutik anatara perawat dan klien, baik individu,keluarga maupun kelompok sampai klien mampu merawat dirinya,
      Menentukan kapan seseorang membutuhkan bantuan atau dapat bantuan.
    Memerhatikan dan merespon permintaan, keinginan dan membantu klien untuk mendapatkan  bantuan perawat.
      Mengoordinasikan serta mengintegrasikan keperawatan bersama klien terkait dengan aktivitas sehari –hari, kehidupan social dan pendidikan.
c.    Teori Nursing System
Teori nursing system (system keperawatan ) membahas bagaimana kebutuhan perawatan klien, atau keduanya. System keperawatan ini ditentukan atau disusun berdasrkan kebutuhan perawatan diri dan kemampuan klien untuk melakukan perawatan diri.
Perawatan diri dilakukan denagn memerhatikan tingkat ketergantungan atau kebutuhan serta kemampuan klien. Oleh karena itu ada tiga klasifikasi system keperawatan dalam perawatan diri.
      Whooly compensatory nursing system
              Perawat member bantuan kepada klien karena tingkat  ketergantungan klien yang tinggi.
      Party compensatory nursing system
         Perawat dank lien saling kerja sama dalam melakukan tindakan keperawatan dalam hal
         ini, peran perawat tidak total tetapi sebagian.
      Supportive educative nursing sytem
              Klien melakukan perawatan diri dengan bantuan perawat. Saat klien sudah mampu
              melakukannya.
B.       Human Beings (Roger’s)
Teori dan model konsep keperawatan menurut Martha E. Rger dikenal dengan nama konsep manusia sebagai unit. Teori roger ini didasarkan pada pengetahuan tentang asal usul manusia dan alam semesta, seperti antropologi, sosiologi, astronomi, agam, filosofi, perkembangan sejarah dan mitologi. Teori ini berfokus pada proses kehidupan manusia. Menuerutnya, kehidupan seseorang dipengaruhi alam sebagai lingkungan hidup manusia dan pola pertumbuhan serta perkembangan seseorang.
Asumsi dasar teori rogers tentang manusia adalah :
      Manusia adalah kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain.
      Manusia berinteraksi langsung dengan lingkungan disekelilignya.
      Kehidupan setiap manusia adalah suatu yang unik. Jalan hidup seseorang berbeda
         dengan orang lain.
      Perkembangan manusia dapat dinilai dari tingkah lakunya.
      Manusia diciptakan dengan karakteristik dan keunikan sendiri, misalnya dalam hal sifat dan emosi.
Secara singkatdapat disimpulakan bahwa teori rogers berfokus pada manusia sebagai satu kesatuan yang utuh dalam siklus kehidupannya. Menurut, lingkungan adalah segala hal yang berbeda di luar individu­.

C.     Adaptasi (Roy)
Merupakan model dalam keperawatan yang menguraikan bagaimana individu mampu meningkatkan kesehatannya dengan cara mempertahankan perilaku secara adaptif serta mapu merubah perilaku yang mal adaptif. Sister Calista Roy ini mengembangkan model adaptasi dalam keperawatan pada tahun 1964. Model ini banyak digunakan sebagai falsafah dasar dan model konsep dalam pendidikan keperawatan. model adaptasi Roy adalah sistem model yang esensial dalam keperawatan. Callista Roy mengemukakan konsep keperawatandengan model adaptasi yang memiliki beberapa pandangan atau keyakinan serta nilai yang dimilikinya diantaranya :
   Individu adalah makhluk biopsikososial sebagai satu kesatuan yangn utuh. Seseorang dikatakan sehat jika mampu berfungsi untuk memenuhi kebutuhan biologis, psikologis, dan sosialnya.
      Setiap orang selalu menggunakan koping,baik yang bersifat positif maupun negatif
          untuk dapat beradaptasi.
      Setiap individu berespon terhadap kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan konsep diri
          yang positif, kemampuan untuk hidup mandiri atau kemandirian serta kebutuhan akan
          kemampuan melakukan peran dan fungsi secara optimaluntuk memelihara integritas diri.
  Individu selalu berada pada rentang sehat-sakit yang berhubungan erat dengan keefektifan koping yang dilakukan untuk memelihara kemampuan beradaptasi
Menurut roy, terdapat 5 objek utama dalam ilmu keperawatan yaitu :
1.    Manusia (individu yang mendapatkan asuhan keperawatan )
Roy menyatakan bahawa penerima jasa asuhan keperawatan adalah individu, keluarga, komunitas atau social. Masing-masing diperlakukan oleh perawat sebagao system adaptasi yang holistic dan terbuka. System terbuka tersebut berdampak terhadap perubahan yang konstan terhadap informasi, kejadian dan energy anatrsistem dan lingkungan. Interaksi yang konstan anatar individu dan lingkungan dicirikan oleh perubahan internal dan eksternal. Dengan perubahan tersebut, individu harus mempertahankan integritas dirinya yaitu beradaptasi secara kontinu.
2.    Keperawatan
            Keperawatan adalah bentuk pelayanan professional berupa pemenuhan kebutuhan dasar yang diberikan kepada individu yang sehat maupu sakit mengalami gangguan fisik, psikis, dan social agar dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal. Bentuk pemenuhan kebutuhan dasr dapat berupa meningkatkan kemampuan yang ada pada  individu, mencegah, memperbaiki, dan melakukan rehabilitas dari suatu keadaan yang dipersepsikan sakit oleh individu.
Roy mendefinisikan bahwa tujuan keperawatan adalah meningkatkan respons adaptasi yang berhubungan dengan empat model respon adaptasi. Perubahan internal, eksternal, dan stimulus input bergantung dari kondisi koping individu. Kondisi koping menggambarkan tingkat adaptasi seseorang. Tingkat adaptasi ditentukan oleh stimulus fokal, konsektual, dan residual. Stimulus fokal adalah suatu respon yang diberikan secra berlangsung terhadap perubahan yang berdampak terhadap seseorang. Stimulus konsektual adalah semua stimulus lain yang merangsang seseorang baik internal maupun eksternal serta mempengaruhi siyuasi dan dapat diobservasi, diukur, dan secara subjektif disampaikan oleh individu. Stimulus residual adalah karakteristik/riwayat seseorang dan timbal secara relevan sesuai dengan situasi yang dihadapi tetapi sulit diukur secara objektif.   
3.    Konsep sehat
. Dia menekankan bahwa sehat merupakan suatu keadaan dan proses dalam upaya menjadikan dirinya terintegrasi secara keseluruhan yaitu fisik, mental dan social. Integrasi adaptasi individu dimanifestasikan oleh kemampuan individu untuk memenuhi tujuan mempertahankan pertumbuhan dan reproduksi.
Sakit adalah suatu kondisi ketidakmampuan individu untuk beradaptasi terhadap rangsangan yang berasal dari dalam dan luar individu. Kondisi sehat dan sakit sangat relative dipersepsikan oleh individu. Kemampuan seseorang dalam beradaptasi (koping) bergantung pada latar belakang individu tersebut dalam mengartikan dan memperseosikan sehat-sakit, misalnya tingkat pendidikan, pekerjaan, usia, budaya, dan lain-lain.
4.    Konsep lingkungan
Stimulus dari individu dan stimulus sekitarnya merupakan unsure penting dalam lingkungan. Roy mendefinisikan lingkungan sebagai semua kondisi yang berasal dari internal dan eksternal, yang memepengaruhi dan berakibat terhadap perkembangan dan perilaku seseorang dan kelompok. Lingkungan eksternal dapat berupa fisik, kimiawi, ataupun psikologis yang diterima individu dan dipersepsikan sebagai suatu ancaman. Sedangkan lingkunganinternal adalah keadaan proses mental dalam tubuh individu dan proses stressor biologis yang berasal dari dalam tubuh manusia. Manifestasi yang tamapak akan tercermin dari perilaku individu sebagai suatu system. Pemahaman klien yang baiak tentang lingkungan akan membantu perawat meningkatkan adaptasi klien tersebut dalam merubah dan mengurangi risiko akibat dari lingkungan sekitarnya.
5.    Aplikasi tindakan keperawatan
Model ilmu keperawatan dari adaptasi roy memberikan pedoman kepada perawat dalam mengembangkan asuhan keperawatan melalui proses keprawatan. Unsur proses keperawatan meliputi :

Pengkajian
Pengakajian pertama meliputi pengumpulam data tentang perilaku klien sebagai suatu system adaptif yang berhubungan dengan masing-masing model adaptasi : fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan ketergantungan.jadi, pengakajian pertama itu diartikan sebagai pengajian perilaku, yaitu pengkajian klien terhadap masing-masing model adaptasi secara sistematik dan holistic.
Setelah pengkajian pertama itu, perawatan menganalisa pola perubahan perilaku klien tetntang ketidakafektifan respon atau respon adaptif yang memerlukan dukungan perawat. Perawat melaksanakan pengakajian tahap kedua. Pada tahap ini, perawat mengumpulkan data tentang stimulus fokal, konsektual, dan residual yang berdampak terhadap klien.Proses ini bertujuan untuk mengklarifikasikan penyabab dari masalah dan mengidentifikasikan factor konsektual dan residual yang sesuai.
Menurut Martinez, factor yang mempengaruhi respon adaptif meliputi genetic; jenis kelamin, tahap perkembangan, obat-obatan, alcohol, merokok, konsep diri fungsi peran, ketergantungan dan pola interaksi social,; mekanisme keping dan gaya; stress fisik dan emosi ; budaya ; serta lingkungan fisik. 
Penetapan diagnosis keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah respon individu terhadap rangsanagan yang timbul dari diri sendiri mauapun luar (lingkungan). Sifat diagnosis keperawatan menurut nursalam (2001) adalah
1.      Berorientasi pada kebutuhan dasar manusia.
2.      Menggambarkan respon indivudu terhadap respon, kondisi dan situasi sakit.
3.      Berubah bila respon indivudi juga berubah.
Intervensi
Intervasi keperawatan adalah suatau perencanaan dengan tujuan merubah atau memanipulasikan stimulus fokal, konsektual, dan residual. Pelaksanaannya juga ditunjukan kepada kemampuan klien dalam menggunakan koping secara luas, supaya stimulus secara keseluruhan dapat terjadi pada klien.
Tujuan intervensi keperawatan adalah mencapai kondisi yang optimal dengan menggunakan koping yang kunstruktif. Tujuan jangka panjang harus dapat menggambarkan penyelesaian masalah yang adoptif dan ketersediaan energy untuk memenuhi kebutuhan tersebut (mempertahankan, pertumbuhan, dan reproduksi). Tujan jangka pendek adalah mengindentifikasi harapan perilaku klien setelah manipulasi stimulus fokal. Konsektual, dan residual.
Evaluasi
Penilaian terakhir proses keperawatan didasarkan pada tujuan keperawatan yang ditetapkan. Penetapan keberhasilan suatu asuahn keperawatan didasarkan pada perubahan perilaku dari criteria hasil yng telah di teta[kan, yaitu terjadinya adaptasi pada individu.

D.     Praktek Keperawatan (Neuman’s)
Neuman mengemukakan model system (system model) dalam pendidikan dan prakrik keperawatan. Neuman menggunakan pendekatan manusia utuh (total person approach), dengan memasukkan konsep holistic, pendekatan system terbuka (open system), dan konsep “stressor”.
            Model ini mengalisis interaksi empat variable penunjang komunitas yang meliputi fisik, psikologi, social cultural dan spiritual, adapaun tujuan keperawatan adalah stabilitas klien dan keluarga dalam lingkungan yang dinamis.
            Empat konsep mayor dari teori Newman :
1.    Manusia
Manusia merupakan suatu system terbuka, yang selalu mencari keseimbangan yang harmoni, dan merupakan satu kesatuan dari variabel-variabel fisiologis, psikologis, sosialkultural, perkembangan , dan spiritual.
2.    Lingkungan
Lingkungan adalah semua kekuatan, baik internal dan eksternal yang dapat memepengaruhi hidup dan perkembangan klien atau system klien.
3.    Keperawatan
Secara umu, keperawatan merupakan profesi unik, mencakup tentang proses manusia terhadap stressor yang merupakan konsep yang utama untuk mencapai stabilitas pasien. Newman mendefinisikan parameter dari keperawatan adalah individu, keluarga dan kelompok dalam mempertahankan tingkat yang maksimal dari sehat dengan intervensi untuk menghilangkan stress dan menciptakan kondisi yang optimal bagi pasien.
4.    Kesehatan
Kesehatan adalah keadaan yang adekuat dalam suatu sitem stabilitas yang merupakan keadaan yang baik.
Sehat adalah kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan dan sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan menghindari atau mengatasi stressor.

E.     Perilaku (Johnson’s)
Model Dorothy Johnson (1980,1990) adalah sintesis dari teori dan konsep ilmu perilaku dan biologi, yang terintegrasi kedalam kerangka kerja system. Teori mengenai stress dan adaptasi menjadi titik focus dalam model ini.
Setiap orang dipandang sebagai suatu system perilaku yang terdiri atas tujuh sub system. Subsistem tersebut berinteraksi dan saling terkait.
Teori Dorothy Johnson tentang keperawatan (1968) berfokus pada bagaimana klien beradaptasi terhadap kondisi sakitnya dan bagaimana stress actual atau potensial dapat mempengaruhi kemampuan beradaptasi. Tujuan dari keperawatan adalah menurunkan stress sehingga klien dapat bergerak lebih mudah melewati masa penyembuhannya (Johnson, 1968). Teori Johnson berfokus pada kebutuhan dasar yang mengacu pada pengelompokkan perilaku berikut:
1)      Perilaku mencari keamanan.
2)      Perilaku mencari perawatan.
3)      Menguasai diri sendiri dan lingkungan sesuai dengan standar internalisasi prestasi.
4)      Mengakomodasi diet dengan cara yang diterima secar sosial dan cultural.
5)      Mengeluarkan sampah tubuh dengan cara yang diterima secara sosial dan kultural.
6)      Perilaku seksual dan identitas peran
7)      Perilaku melindungi diri sendiri
Menurut Johnson, perawat mengkaji kebutuhan klien berdasarkan kategori perilaku diatas, yang disebut subsistem perilaku. Dalam kondisi normal klien berfungsi secara efektif didalam lingkungannya.Akan tetapi ketika stres mengganggu adaptasi normal, perilaku klien menjadi tidak dapat diduga dan tidak jelas.Perawat mengidentikasi ketidakmampuan beradaptasi seperti ini dan memberikan asuhan keperawatan untuk mengatasi masalah dalam memenuhi kebutuhan tersebut.

F.     Budaya (Leininger)
Teori Leininger ini melihat adanya perubahan perilaku di antara anak yang berasal dari budaya yang berbeda. Perbedaan ini mebuat Leinenger menelaah kembali profesi keperawatan.ia mengedintifikasi bahwa pengetahuan perawat untuk memahami budaya anak dalam layanan keperawatan ternyata masih kurang.
Leinenger pertama kali menggunakan kata trancultural nursing, ethnonursing, dan cross-cultural nursing.Akhirnya, pada tahun 1985, Leinenger mempublikasikan teorinya untuk pertama kalinya, sedangkan ide-ide dan teorinya mulai dipresentasikan pada tahun 1988.Teori Leinenger kemudian disebut sebagai Cultural Care Diversity and Universality.Tetapi para ahli sering menyebutnya sebagai Trancultural Nursing Theory atau teori perawatan transkultural.
Keperawatan transkultural merupakan suatu area utama dalam keperawatan yang berfokus pada studi komparatif dan analisis tentang budaya dan sub-budaya yang berbeda di dunia yang menghargai perilaku caring, layanan keperawatan, nilai-nilai, keyakinan tentang sehat-sakit, serta pola-pola tingkah laku yang bertujuan mengembangkan body of knowledge yang ilmiah dan humanistik guna memberi tempat praktik keperawatan pada budaya tertentu dan budaya universal (Marriner-Tomey, 1994). Teori keperawatan transkultural ini menekankan pentingnya peran perawat dalam memahami budaya klien.
Dimensi budaya dan strukur sosial tersebut menurut Leinenger dipengaruhi oleh tujuh faktor, yaitu teknologi, agama dan falsafah hidup, faktor sosial dan kekerabatan, nilai budaya dan gaya hidup, politik dan hukum, ekonomi, dan pendidikan. Setiap faktor tersebut berbeda pada setiap negara atau area, sesuai dengan kondisi masing-masing daerah, dan akan memengaruhi pola/cara dan praktik keperawatan. semua langkah perawatan tersebut ditujukan untuk pemeliharaan kesehatan holistik, penyembuhan penyakit, dan persiapan menghadapi kematian.
Oleh karena itu, ketujuh faktor tersebut harus dikaji oleh perawat sebelum memberikan asuhan keperawatan kepada klien sebab masing-masing faktor memberi pengaruh terhadap ekspresi, pola, dan praktik keperawatan (care expression, pattern, and practices).Dengan demikian, ketujuh faktor tersebut besar kontribusinya terhadap pencapaian kesehatan secara holistik atau kesejahteraan manusia, baik pada level individu, keluarga, kelompok, komunitas, maupun institusi di berbagai sistem kesehatan.
Peran perawat pada transcultural nursing theory ini adalah menjembatani antara sistem perawatan yang dilakukan masyarakat awan dengan sistem perawatan profesional melalui asuhan keperawatan. Oleh karena itu perawat harus mampu membuat keputusan dan rencana tindakan keperawatan yang akan diberikan kepada masyarakat. Jika disesuaikan dengan proses keperawatan, hal tersebut merupakan tahap perencanaan, tindakan keperawatan.Tindakan keperawatan yang diberikan kepada klien harus tetap memperhatikan tiga prinsip asuhan keperawatan, yaitu :
1)  Culture care preservation/maintenance, yaitu prinsip membantu, memfasilitasi, atau memerhatikan fenomena budaya guna membantu individu menentukan tingkat kesehatan dan gaya hidup yang diinginkan.
2)  Culture care accommodation/negotiation, yaitu prinsip membantu, memfasilitasi, atau memerhatikan fenomena budaya yang ada, yang merefleksikan budaya untuk beradaptasi, bernegosiasi, atau mempertimbangkan kondisi kesehatan dan gaya hidup individu atu klien. 
3)  Culture care repatterning/restructuring, yaitu prinsip merekonstruksi atau mengubah desain untuk membantu memperbaiki kondisi kesehatan dan pola hidup klien ke arah yang lebih baik.

G.    Kebutuhan (Henderson)
Konsep utama dalam teori Henderson mencakup manusia, keperawatan, kesehatan dan lingkungan.
1.    Manusia
Henderson melihat manusia sebagai individu yang membutuhkan bantuan meraih kesehatan, kebebasan tau kematian yang damai, serta bantuan untuk meraih kemandirian. Henderson juga menyatakan bahwa pikiran dan tubuh manusia tidak dapat dipisahkan satu sama lain (inseparable). Sam halnya dengan klien dan keluarga, mereka merupakan satu kesatuan (unit).
2.    Keperawatan
Perawat memepunyai fungsi unik untuk mambantu individu, baik dalam keadaan sehat maupun sakit. Sebagi anggota tim kesehatan, perawat mempunyai fungsi independence di dalam penanganan perawatan berdasarkan kebutuhan manusia.untuk menjalankan fungsinya, perawat hatus memiliki pengetahuan bilogis maupun social.
3.    Kesehatan
Sehat adalah kulitas hidup yang menjadi dasar seseorang dapat berfungsi bagi kemanusiaan. Memperoleh kesehatan lebih penting dari pada mengobati penyakit. Untuk mencapai kondisi sehat, diperlukan kemandirian dan saling ketergantungan. Individu akan meraih atu mempertahankan kesehatn bila mereka memilki kekuatan, kehendak, serta pengetahuan yang cukup.
4.    Lingkungan
Ada beberapa hal nyang perlu diperhatikan terkait dengan aspek lingkungan.
  Individu yang sehat mampu mengontrol lingkungan mereka, namun kondisi sakit
     akan menghambat kemampuan tersebut.
  Perawat harus mampu melindungi pasien dari cedera mekanis.
  Perawat harus memilki pengetahuan tentang keamanan lingkungan.
 Dokter menggunakan hasil observasi dan penelitian perawat sebgai dasar dalam memberikan resep.
BAB III
PENUTUP

3.1      Kesimpulan
1.      Teori dan model keperawatan adalah suatu usaha untuk menguraikan dan menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan serta berperan dalam membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lain dan bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan, memperkirakan dan mengontrol hasil asuhan atau pelayanan keperawatan yang dilakukan.Steven (1984).
2.    Karakteristik dasar teori dan model keperawatan, yaitu: Teori keperawatan mengidentifikasi dan didefinisikan sebagai hubungan yang spesifik dari konsep keperawatan, harus bersifat alamiah, bersifat sederhana dan umum, sebagai pedoman, serta berperan dalam memperbaiki kualitas praktek keperawatan.
3.      Model model konseptual keperawatan adalah sebagai berikut :
a.       Self care (Orem)
b.      Human beings (rogers’)
c.       Adaptasi (Roy)
d.      Praktek keperawatan (Neuman’s)
e.       Perilaku (Johnson’s)
f.       Budaya (Leininger)
g.      Kebutuhan (Henderson)

3.2      Saran
Dengan adanya masalah ini diharapkan pembaca dapat memahami dari pengertian teori dan teori keperawatan dan mengetahui apa saja model-model konseptual keperawatan itu.







DAFTAR PUSTAKA

Setiadi. 2007. Konsep Dan Proses KeperawatanKeluarga. Jakarta : GRAHA ILMU



















Komentar

Postingan populer dari blog ini

MANAJEMEN PELAYANAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

Yang Mudah yang Harus Berkarya